Senin, 19 September 2016
PERANAN GERAKAN BURUH
Gerakan buruh di masa Bung Karno
Di Indonesia, di bawah kepemimpinan presiden Sukarno, gerakan buruh pernah menjadi bagian yang amat penting dari kehidupan bangsa. Bung Karno, bersama pemimpin-pemimpin lainnya, pernah memberikan tempat yang terhormat kepada gerakan buruh dengan menyebutkannya sebagai “soko guru revolusi”. Perwakilan kaum buruh diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung, MPRS , DPR, Front Nasional, dan berbagai lembaga negara penting lainnya. Gerakan buruh Indonesia, selama kurun waktu itu, mempunyai citra yang tinggi dan mendapat penghargaan dari gerakan buruh sedunia.
Salah satu di antara banyak kejahatan besar rejim militer Orde Baru di bawah Suharto adalah “dibunuhnya” gerakan buruh, dipangkasnya kekuatan buruh dari kehidupan politik nasional, ditangkapnya atau dibunuhnya - secara besar-besaran ! - para pemimpin dan kader serikat buruh dengan dalih bahwa mereka adalah simpatisan atau anggota PKI. Selama Orde Baru serikat buruh telah dibungkem, dan diganti dengan serikat buruh gadungan atau serikat buruh kuning (dengan nama FBSI, Federasi Buruh Seluruh Indonesia) yang sepenuhnya menjadi alat rejim militer Orde Baru. Aktivitas serikat buruh dikontrol secara ketat, dan siapapun tidak boleh mendirikan serikat buruh, sedangkan Hari Buruh 1 Mei (yang sejak proklamasi 45 sudah dirayakan sampai tahun 1965) juga dilarang.
Sesudah Suharto sudah tidak lagi menjadi pemimpin rejim militer Orde Baru, maka mulailah kembali berbagai serikat buruh yang meliputi macam-macam sektor atau bidang.
Belasan ribu serikat buruh di seluruh Indonesia
Sekarang ini terdapat diseluruh Indonesia lebih dari sebelas ribu serikat buruh yang bernanung di bawah sekitar 70 federasi. Gerakan buruh yang selama 32 tahun dibungkem, telah bangkit kembali secara pelan-pelan. Serikatburuh-serikat buruh ini memainkan peran yang makin lama makin penting dalam perjuangan rakyat menghadapi berbagai persoalan ekonomi dan sosial bangsa.
Sebagian terbesar dari serikat buruh Indonesia yang bermacam-macam ini merupakan kekuatan non-pemerintah dan independen , yang memikul tugas untuk membela kepentingan para anggotanya untuk berhadapan dengan negara (pemerintah) dan pengusaha dalamnegeri dan modal asing. Tugas yang demikian itu tidaklah mudah atau ringan, berhubung masih adanya sikap yang keliru, yang kolot, yang buruh-phobie atau anti-buruh. Memang, tuduhan yang salah bahwa gerakan buruh adalah alat golongan komunis (atau didalangi PKI, atau beraliran kiri) sekarang sudah menjadi barang dagangan yang tidak laku lagi atau tidak dipercayai oleh banyak orang, tetapi orang-orang yang sudah terkontaminasi oleh kiri-phobie atau buruh-phobie juga masih masih ada di berbagai kalangan.
Dalam daftar nama serikatburuh dan federasi buruh Indonesia yang dikeluarkan oleh badan PBB ILO (International Labour Organisation) tercermin di situ bahwa serikat buruh atau federasi buruh Indonesia ini terdiri dari macam-macam aliran atau pandangan politik, agama, dan juga golongan etnis atau suku. Beraneka ragam serikat buruh ini sudah menyebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Para aktivis gerakan buruh Indonesia patut sekali bangga bahwa sekarang di negeri kita ada kekuatan yang bisa menjadi alat, atau tameng, atau senjata rakyat banyak, yaitu yang berupa berbagai macam serikat buruh, yang makin lama memainkan peran yang makin penting. Dan makin berkembangnya atau makin besarnya gerakan buruh di Indonesia tidak saja penting bagi perjuangan membela kepentingan sosial-ekonomi para anggotanya yang berjumlah puluhan juta orang ini, melainkan juga penting bagi perjuangan rakyat sebagai keseluruhan.
Kebangkitan gerakan buruh yang makin meluas di berbagai daerah dewasa ini adalah perkembangan yang penting sekali dalam usaha bangsa kita untuk membela kepentingan rakyat dalam perjuangan bersama meraih perbaikan hidup melalui penyelenggaraan negara yang lebih baikyang.selama 32 tahun gerakan buruh di Indonesia telah dikebiri, dibius, atau dicekek oleh rejim militer Orde Baru.yang Berkembangnya gerakan buruh di Indonesia merupakan kebutuhan yang mutlak ketika rakyat sedang mengalami berbagai penderitaan yang disebabkan oleh banyaknya korupsi, dan juga oleh jeleknya berbagai politik pemerintah yang tidak mementingkan kepentingan rakyat.
Dalam situasi politik, ekonomi dan sosial seperti yang sedang kita alami dewasa ini, maka peran gerakan buruh serta berbagai ragam aksi-aksi extra-parlementer lainnya adalah senjata utama rakyat untuk melawan segala politik pemerintah (dan berbagai golongan lainnya) yang anti-rakyat dan berkabolarasi dengan kekuatan ekonomi asing di Indonesia. Karenanya, berkembangnya gerakan buruh yang kuat di Indonesia merupakan hal yang hanyalah menguntungkan seluruh bangsa, dan tidak merugikan siapa-siapa, kecuali kaum penghisap keringat rakyat.
Kalau dilihat secara jauh dan menyeluruh, kemenangan gerakan buruh adalah juga kemenangan seluruh rakyat Indonesia, seperti halnya kemenangan gerakan buruh di dunia bagi kepentingan rakyat masing-masing.
Tercapainya kesejahteraan rakyat di Eropa (dan di berbagai negeri lainnya) , seperti yang kita saksikan atau dengar sekarang ini, tidak bisa dilepaskan dari perjuangan gerakan buruh yang sudah berabad-abad lamanya. Tingkat hidup yang tinggi dan baiknya jaminan sosial di berbagai negeri Eropa adalah hasil yang diperoleh rakyat dari perlawanan panjang serikat buruh terhadap kelas penindas dan penghisap rakyat banyak. Dari sejarah berbagai negeri di dunia, terutama negeri-negeri Eropa, kelihatan sekali bahwa gerakan buruh menjadi salah satu motor yang maha penting bagi kemajuan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan di masing-masing negara.
Menghadapi kehidupan rakyat yang makin sulit
Dalam menghadapi banyaknya kesulitan-kesulitan besar dan penyakit parah yang dihadapi rakyat dewasa ini (korupsi yang terus merajalela, pengangguran yang besar sekali, kemiskinan yang meluas, sisa-sisa kejahatan keluarga Suharto, agressi modal asing dll dll) peran gerakan buruh Indonesia makin penting dan tanggungjawabnya juga makin berat. Kehidupan yang makin sulit dan penderitaan yang makin besar bagi kaum buruh (dan sebagian terbesar rakyat Indonesia lainnya) karena kenaikan harga sembako dan krisis pangan di dunial akan mendorong atau mengharuskan gerakan buruh Indonesia untuk menggalakkan perjuangannya di berbagai bidang.
Bangkitnya secara besar-besaran gerakan buruh Indonesia untuk membela kapentingan anggota-anggotanya, akan merupakan sumbangan besar (dan penting sekali !) kepada perjuangan bersama di bidang politik. Sebab, melalui aksi-aksi yang dilakukan gerakan buruh itu akan kelihatan dengan jelas bahwa banyak persoalan dan penderitaan yang dihadapi kaum buruh Indonesia adalah akibat dari jeleknya politik yang dijalankan oleh kekuasaan atau pemerintahan. Jadi persoalan ekonomi-sosial kaum buruh Indonesia berhubungan erat sekali dengan politik. Itu sebabnya, pada dasarnya, perjuangan gerakan buruh Indonesia juga tidak bisa terlepas sama sekali dari perjuangan politik.
Sekarang ini makin kelihatan bahwa partai-partai politik yang ada, baik yang di parlemen maupun yang dewan-dewan perwakilan rakyat di berbagai tingkat, sudah tidak mampu lagi membela kepentingan kaum buruh (dan rakyat) dengan sungguh-sungguh. Sebagian terbesar di antara mereka hanya sibuk dengan urusan partai masing-masing, urusan uang sidang atau perjalanan, urusan pribadi dan golongan saja. Karenanya, kaum buruh sudah tidak bisa menggantungkan sepenuhnya harapan mereka hanya kepada DPR atau pemerintah. Kaum buruh Indonesia, seperti halnya banyak kaum buruh di negeri-negeri lainnya, harus bangkit mandiri untuk memperjuangkan perbaikan hidup.anggota-anggotanya dan rakyat banyak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar